Semboyan “Torang Samua Basudara” dalam Interaksi Penganut Kristen dengan Penganut Agama Lain di Manado

Kesia Martini Pesik

Abstract


The motto of torang samua basudara is the unifying spirit of religions in Manado. The image of Manado cannot be separated from the harmony and peace that is maintained continuously. The reality of peace in this city cannot be separated from the motto of torang samua basudara. This motto continues to be lived in the midst of society and becomes a social reality that shows all forms of primordial differences are not obstacles to living together as brothers. This paper specifically wants to describe how the social construction of the motto of torang samua basudara, seen affects the interaction of Christians in Manado with followers of other religions, seen from the Theology of Religions by Paul F. Knitter. This research collects the data by using qualitative research methods with in-depth interviews and literature study. The results showed this harmony cannot be separated from how the society perceive the motto of torang samua basudara and are united in keeping and maintaining harmony and openness in the midst of diversity. The meaning of the motto of torang samua basudara gives a big influence in the interaction of religions. Christians interact with followers of other religions without any discrimination based on religious, ethnic and cultural backgrounds, but all people are considered brothers who love, accept, and help each other. Thus, the interaction of Christians with followers of other religions reflects a model of acceptance. However, the Christian view of salvation reflects a fulfillment model, implying that salvation also exists in other religions but only when it follows the way of Christ. Thus, Christ becomes the fulfillment of religions.


Abstract

Semboyan torang samua basudara merupakan spirit pemersatu agama-agama di Manado. Citra Manado tidak lepas dari kerukunan dan kedamaian yang terpelihara secara terus-menerus. Adapun realitas kedamaian yang ada di kota ini tidak lepas dari peran semboyan torang samua basudara. Semboyan ini terus dihidupi di tengah-tengah masyarakat dan menjadi realitas sosial yang menunjukkan bahwa segala bentuk perbedaan primordial bukan hambatan untuk hidup bersama sebagai saudara. Tulisan ini secara spesifik ingin mendeskripsikan bagaimana pengaruh penghayatan semboyan tersebut memengaruhi interaksi penganut Kristen di Manado dengan penganut agama lain, ditinjau dari teori Teologi Agama-Agama Paul F. Knitter. Pengambilan data menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan terhadap semboyan torang samua basudara memberikan pengaruh yang besar dalam interaksi agama-agama. Penganut Kristen berinteraksi dengan penganut agama lain tanpa membeda-bedakan sikap yang dilakukan berdasarkan latar belakang agama, suku dan budaya, melainkan semua orang dianggap sebagai saudara yang saling mengasihi, saling menerima, dan saling menolong.



Keywords


Teologi Agama-Agama, Kerukunan, Semboyan torang samua basudara.

Full Text:

PDF

References


Cresswell, John W. Penelitian Kualitatif Dan Desain Riset: Memilih Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Borgias, Fransiskus. “Paul F. Knitter: Dari Titik ke Tanda Tanya,” Jurnal Agama dan Kebudayaan Limen 18, no. 1 (2021).

Harold, Coward. Pluralisme: Tantangan Bagi Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Kirk, J. A. Apa itu Misi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Knitter, Paul F. “Comprative Theology Is Not Business-as-Usual Theology : Personal Witness from a Buddhist Christian.” Journal Buddhist Christian Studies Issue 35 (2015).

———. “Dialogue and Liberation : What I Have Learned from My Friend - Buddhist and Christian.” University of Hawai Press Issue 34 (2014).

______. “Global Responsibility and Interreligious Dialogue: Searching for

Common Ground.” Journal Studi Agama dan Masyarakat Waskita II, no 1 (2005).

———. Menggugat Arogansi Kekristenan. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

———. No Other Name. New York: Orbit Books, 1982.

———. Pengantar Teologi Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2014.

———. Satu Bumi Banyak Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

———. Toward A Liberation Theology of Religion.” Dalam The Myth of Christian Uniqueness. Edited by John dan Knitter Paul Hick. Maryknoll: Orbis Books, 1987.

Joas Adiprasetya. Mencari Dasar Bersama: Etik Global dalam Kajian Postmoderaisme dan Pluralisme Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.

Lattu, Izak Y. M. “Beyond Interreligious Dialogue: Orality-Based Interreligious Engagements in Indonesia.”.” The Annual Review of The Sociology of Religion 10 (2019).

Lonto, A M, V. L, Pangalila, T, Wua, T. D, Sendouw, R. H, dan Keintjem, “The Role of Religious Elite to the Young Generation Education to Increase the Harmony of Interreligious People,” ICSS 226 (2018).

Moqsith Ghazali, ABD. Argumen Pluralismee Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an. Depok: KataKita, 2009.

Muri, Yusuf. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

Nono Sumampouw. Menjadi Manado: Torang Samua Basudara, Sabla Aer, Dan Pembentukan Identitas Sosial. Yogyakarta: UGM Press, 2015.

———. “Torang Samua Basudara : Nilai Budaya Dan Kehidupan Antar Umat Beragama Di Kota Manado,” 2015. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/torang-samua-basudara-nilai-budaya-dan-kehidupan-antar-umat-beragama-di-kota-manado/#_ftn8.

Pannikar, Raimundo. Dialog Intrarelogius. Terj. J. Dwi Helly Purnomo dan P. Puspobinatmo. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Peter L Berger dan Luckman. The Sosial Construction, of Reality. Garden City: Dobleday, 1996.

Ruhana, Akmal Salim. Merawat Damai Dari Bawah Untuk Keserasian Sosial: Peran Kelompok Keagamaan Dan Lokal Dalam Pemeliharaan Kerukunan Beragama Di Minahasa Utara. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2015.

Samsi Pomalingo. Membumikan Dialog Liberatif. Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Stella Pattipeilohy. Keselamatan menurut Paul F Knitter: Suatu Tinjauan Psiko-Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 2015.

Suleman, Frangky. “Keberagaman Budaya Dan Agama Di Kota Manado.” Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi 1, no. 1 (2017).

Sumartana, Th. “Pemikiran Kembali Kristologi Untuk Menyongsong Dialog KristenIslam di Indonesia,” Penuntun 4, no. 13, (1997/98).

Sumartana, Th. Theologia Religionum Dalam Tim Balitbang PGI, Meretas Jalan Teologi Agama-Agama Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Swidler, Leonard dan Paul Mojzez, ed. The Uniqueness of Jesus: A Dialogue with Paul F. Knitter. Maryknoll: Orbis Books, 1997.

Titaley, J. A. Religiositas di Alinea Tiga: Pluralisme, Nasionalisme dan Transformasi Agama-Agama. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2013.

Wayan, Suwendra. Metodologi Penelitiab Kualitatif. Denpasar: Nilacakra, 2018.




DOI: https://doi.org/10.37196/kenosis.v8i2.530

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2023 KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kenosis Telah Terdaftar Pada Situs:

   Psikostudia : Jurnal Psikologi Indexing by :



This work is licensed under a

Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright © Kenosis: Jurnal Kajian Teologi 2015-2022. All Rights Reserved.