AUTONOME MOLUKSCHE KERK; Upaya Mendengar Suara yang Terbungkam

FAIDAH AZUZ

Abstract


“Di Ambon AMK lahir sebagai protes terhadap kepemimpinan Indische Kerk yang hierarkis, terikat pada birokrasi dan pembiayaan pemerintah, dan kepemimpinannya berada di tangan para pendeta Belanda†(Hal. xiv).

“Dengan diproklamasikannya GPM sebagai sebagai gereja yang otonom, maka gereja Maluku bebas dari intervensi Indische Kerk seperti pada masa-masa sebelumya. Melalui independensi yang telah dialami itu, GPM mengambil langkah pertama untuk melakukan persidangan Sinode yang pertama pada tanggal 7 September 1935. Indische Kerk merupakan gereja yang beraliran Protestantisme dan merupakan penerus Gereja Gereformeed (Gereja Protestan Calvinis) di era kekuasaan VOC. Meskipun gereja di Hindia Belanda telah diklaim sebagai gereja Negara sejak tahun 1815, Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Insdische Kerk baru dinyatakan resmi berdiri pada 30 November 1844 dalam sidang pertama Pengurus Gereja†(hal: 75, 25).


Keywords


.

Full Text:

PDF

References


.




DOI: https://doi.org/10.37196/kenosis.v1i2.29

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kenosis Telah Terdaftar Pada Situs:

   Psikostudia : Jurnal Psikologi Indexing by :



This work is licensed under a

Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright © Kenosis: Jurnal Kajian Teologi 2015-2022. All Rights Reserved.